MEWASPADAI UJUD PADA KETAATAN
Jika termasuk yang mendapat taufik Allah SWT untuk berpuasa dan bangun malam dengan baik; berpuasa dan bangun malam yang dilandasi keimanan dan kerana Allah, pantaslah seorang muslim bersuka cita paska Ramadhan. Bersuka cita kerana mendapat karunia dan taufikNya. Pun memohon kepadaNya supaya semua amal diterima disisiNya, serta tidak bersifat ujud pada diri sendiri.
Waspadailah sifat ujud pada ketaatan diri sendiri dan janganlah terpedaya. Sebab, anda sendiri tidak tahu adakah amal-amal anda diterima olehNya atau tidak? Bisa jadi masih ada cacat dan cela, bisa pula masih disinggahi sifat riya'', tidak ikhlas, dan ujud. Ketahuilah sesungguhnya sifat ujud itu membinasakan dan merusak ketaaatan. Kerana itu Ali RA berkata, "Keburukan yang membuatmu sakit masih lebih baik daripada kebaikan yang membuatmu ujud." Dalam erti kata, keburukan yang disertai penyesalan dan pengingkaran diri lebih baik daripada kebaikan yang membuat kita terpedaya dan ujud.
Islah nafsaka wad'u ghairaka.
(Sumber : Kumpulan Ceramah Pilihan : Syeikh Al-Qardawi)
Waspadailah sifat ujud pada ketaatan diri sendiri dan janganlah terpedaya. Sebab, anda sendiri tidak tahu adakah amal-amal anda diterima olehNya atau tidak? Bisa jadi masih ada cacat dan cela, bisa pula masih disinggahi sifat riya'', tidak ikhlas, dan ujud. Ketahuilah sesungguhnya sifat ujud itu membinasakan dan merusak ketaaatan. Kerana itu Ali RA berkata, "Keburukan yang membuatmu sakit masih lebih baik daripada kebaikan yang membuatmu ujud." Dalam erti kata, keburukan yang disertai penyesalan dan pengingkaran diri lebih baik daripada kebaikan yang membuat kita terpedaya dan ujud.
Islah nafsaka wad'u ghairaka.
(Sumber : Kumpulan Ceramah Pilihan : Syeikh Al-Qardawi)
0 comments:
Post a Comment