Pernahkah kita merasai momentum Al-Qur’an?
Pernahkah kita bertanya? Mengapa al-qur’anul karim dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap salfus shalih? Tidak pada kita? Mengapa ayat2 Al-Qur’an hanya memberi pengaruh yang lemah pada diri kita?
Sesungguhnya Al-Qur’an mempunyai momentumnya pada jiwa manusia.
Apakah momentum Al-Qur’an?
Mari kita perhatikan ayat2 Al-Qur’an berikut.
”... Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba Kami.” (Asy-Syura:52)
”Dia menurunkan para malaikat dengan membawakan ’ruh’ (wahyu) atas perintahNya, kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya.” (An-Nahl: 2)
”Dia mengutuskan jibril dengan membawa perintahNya kepada siapa yang dikehendaki olehNya di antara hamba-hambaNya.” (Al-Hijr: 15)
Nah, inilah momentum Al-Qur’an yang mempengaruhi jiwa orang2 yang dipilihNya. Momentum ini akan terus bergelora dan terserlah pada orang2 yang diberi petunjuk oleh Allah kepada jalanNya yang lurus.
”Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik, yaitu Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gementar kerananya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingati Allah. Itulah petunjuk Allah, yang dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.” (Az-Zumar: 23)
Inilah momentum yang merasuk ke hati mereka yang beriman. Cuba kita bayangkan momentumnya hinggakan nampak nyata sampai ke kulit.
Contoh yang praktik dapat kita lihat momentum ini pada sahabat2 Rasulullah saw.
Suatu ketika Umar ra mendengar firman Allah swt, ”Seseorang telah meminta kedatangan azab yang pasti bakal terjadi, untuk orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya. ” (Al-Ma’arij: 1-2).
Adakah kita merasa apa2? Tahukah apa yang telah terjadi pada Umar bila mendengar ayat ini? Beliau telah jatuh pengsan. Terpaksa diusung dibawa pulang ke rumah dan berbaring selama sebulan. Maka inilah momentum Al-Qur’an.
Bahkan ada momentum Al-Qur’an telah membawa pendengarnya ke liang lahat.
Ada salah seorang di antara kaum shalihin mendengar firman Allah swt, ”Wahai orang berselimut, bangunlah dan berilah peringatan! Dan Tuhanmu, agungkanlah! Dan pakaianmu, bersihkanlah! Dan perbuatan dosa, tinggalkanlah! Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. Apabila sangkakala telah ditiup; maka itu adalah waktu (datangnya) hari yang sangat sulit.” (Al-Muddatsir: 1-9)
Dengan izin Allah, ia pun pengsan dan mengakibatkan nyawanya berpisah dengan jasadnya dan dibawa ke liang kubur.
Dapatlah kita rumuskan itulah hati yang telah mendapat momentum Al-Qur’an. Momentum Al-Qur’an telah menjadikan rohaninya bergelora. Gelora itu pun telah melenturkan perasaan-perasaannya dan menghaluskan pendengarannya. Justeru menjadikan hati itu gementar ketika mengingat Allah.
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila nama Allah disebut, gementarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, maka iman mereka menjadi bertambah kerananya.” (Al-Anfal: 2)
Maka bermuhasabahlah kita. Mengapa kita belum dapat merasakan momentum tersebut seperti mereka? Mengapa momentum Al-Qur’an belum memberi kesan pada diri kita sebagaimana ia telah membawa kesan kepada mereka?
Sedarkah kita bahawa ada penghalang yang menyebabkan kita tidak dapat merasai momentum Al-Qur’an? Sedarkah kita bahawa ada sekatan pada hati kita yang menyebabkan kita tidak dapat merasai kelazatannya? Sedarkah kita akan kelemahan nafs atau jiwa kita? Sedarkah kita bahawa Allah telah menjadikan baiknya seseorang itu bergantung kepada kebaikan jiwanya? Dan sedarkan kita bahawa kerosakan seseorang itu juga bergantung kepada rosaknya jiwanya?
Firman Allah swt, ”Demi jiwa serta penyempurnaannya, Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan. Sungguh, beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya.” (As-Syams: 7 – 10)
Maka jiwa yang kotor inilah yang menghalang kita dari merasai momentum tersebut.
Oleh itu sama2 kita membersihkan jiwa dan hati kita agar momentum Al-Qur’an itu kembali menusuk ke qalbu kita.
Dan langkah mana kita nak bermula? Bermula dari dalam diri kita sendiri kerana Allah swt juga berfirman, ”Sesungguhnya Allah tidak akam mengubah sesuatu yang ada pada suatu kaum sehingga mereka sendiri yang mau mengubah sesuatu yang ada pada dirinya.” (As-Ra’d:11)
Marilah kita fikir2kan dan sama2 bermuhasabah. Wallahu’alam.
0 comments:
Post a Comment